Sabtu, 23 Agustus 2008

Menag : Penetapan Awal Ramadan dan 1 Syawal Domain Pemerintah

Di sejumlah negara berpenduduk Muslim penetapan awal Ramadhan dan 1 Syawal merupakan otoritas atau menjadi domain negara seperti Menteri Agama, Mufti, Dewan Mahkamah Tinggi atau raja setempat. Di Indonesia, otoritas negara ada pada pemerintah, yaitu Menteri Agama dengan perangkat sidang itsbat, kata Menteri Agama M. Maftuh Basyuni ketika memberi sambutan pada Halaqah Internasional Ulama dan Orientasi Hisab Rukyat Mejelis Ulama Indonesia di Malang, Sabtu.

Hadir Ismail AA Nawahda (Yaman), Majid Kadhim Shanyoor (Bagdad, Iraq), Said Sulaeiman Hasan Qeeq (Yordania) dan Alsakka Samira (Palestina) dan sejumlah utusan dari berbagai Prganisasi Massa (Ormas) Islam.

Dalam pandangan masyarakat awam, pendekatan hisab dan rukyat yang dijadikan dasar penentuan kalender Islam dianggap dua metode saling bertolak belakang. Keduanya dalam posisi berhadapan dan tak mungkin disatukan, kata Maftuh.

Sesungguhnya dipandang dari aspek ilmu astronomi, hisab dan rukyat seperti dua mata uang yang tak dapat saling menafikan dan dinafikan, katanya. Dalam arti luas hisab dapat diartikan sebagai sebuah metode perhitungan yang diperolah dari penalaran analitik dan empirik. Sedang rukyat diartikan sebagai pengamatan sistimatik didasarkan atas data yang ada.

Menag lantas menguraikan bahwa hisab bukanlah metode yang muncul begitu saja. Adanya hisab diawali dari rukyat yang panjang. Benar tidaknya sebuah hisab tentunya harus diuji secara lansung melalui penghamatan (rukyat) terhadap fenomena alam yang dihisab. Sebagus apa pun metode hisab jika tak sesuai fenomena yang dihisab tentu tak dapat dikatakan benar.

Demikian juga rukyat, katanya. Pelaksanaan rukyat yang tak pernah menghasilkan sebuah sistem atau metode perhitungan (hisab) yang dapat membantu pelaksanaan rukyat berikutnya merupakan rukyat yang sia sia.

Karena itu, ia menambahkan, kombinasi hisab dan rukyat merupakan kombinasi harmonis agar ilmu falak di Indonesia dapat berkembang. Perbedaan yang timbul karena sistem perhitungan dan pengambilan data hisab dan rukyat secara bertahap dengan pendekatan ilmiah astronomis hendaknya dapat dihilangkan.

Koordinasi dengan lembaga falakiyah dari berbagai organisasi Islam, lembaga astronomi dan instansi terkait sangat penting untuk menghilangkan perbedaan, ia menjelaskan.

Menjawab pertanyaan wartawan kemungkinan masih adanya perbedaan awal Ramadan dan 1 Syawal nanti, Maftuh mengatakan, harapan masyarakat Islam akan dilakukan bersama. Ia mengaku optimis hal itu dapat dicapai, dan karena itu pula adanya halaqah di Malang ini akan menghilangkan perbedaan yang terjadi selama ini.

Menteri mengajak semua pihak untuk membangun ilmu falak berdasarkan sendi ilmu pengetahuan yang dapat ditelusuri secara empirik objektif. Kegiatan yang mendapat perhatian para ulama dan cendikiawan muslim dari negara Timur Tengah itu sempat membuat Menag kecewa. Pasalnya, Ketua MUI Pusat, KH Maruf Amin dan sekretaris MUI Ichwan Sam yang turut mengundang justru tak hadir. Ini kegiatan penting bagi umat, kata Maftuh sambil berjalan.(ant)

Jumat, 22 Agustus 2008

Marbot

Zainal Muttaqin bertugas sebagai petugas Marbot Masjid Jabal Nur sudah hampir 1 thn. Beliau dari Kalianda Selatan suku jawa barat Tasik Malaya. Banyak membantu kegiatan peribadatan Masjid jabal Nur seperti : Bilal, Mengajar TPA, Membersihkan Masjid, koordinator pengumpulan pembangunan masjid, dan iyuran bulanan Masjid. Profile nya ramah saking ramahnya semua ibu-ibu dikomplek hapal betul tentang beliau. Pokoknya ada zainal segala urusan beres.

Kamis, 21 Agustus 2008

Dibalik cerita Masjid Jabal Nur

Masjid Jabal Nur didirikan 3 tahun yl tepatnya tanggal 2 oktober 2005, dibangun sewadaya sendiri warga perumahan Citra Persada, banyak kesan - kesan dan perjuangan yang alot untuk mendirikan tempat ibadah dilingkungan komplek perumahan Citra Persada. Alot dikarenakan pihak pengembang PT. Mandala Dwipa Sejahtera enggan memberikan tanah tersebut ke warga, dengan alasan tanah tersebut akan digunakan untuk dibangun menjadi kapling rumah. Melihat gelagat yang tidak baik dari pengembang, buru-buru warga komplek mengadakan rapat untuk membahas status kepemilikan tanah. Hasil pertemuan itu diputuskan kepengurusan masjid, panitia pembangunan masjid, diberikan nama " Masjid Jabal Nur ", dan dibuat plang Nama " Disini akan dibangun Masjid Jabal Nur " diatas tanah tersebut. Setelah itu digalang pencarian dana dari segala penjuru, donatur tetap, iyuran bulanan, terkumpullah dana sekedar untuk membuat pondasi dan talut. Pada waktu itu diresmikan oleh calon walikota Bandarlampung oleh Bapak Tri Sutrisno pada hari minggu tanggal 23 oktober 2006, dengan ucapan bismillah beserta pengguntingan pita tanda dimulainya awal pembangunan masjid yang kami cita-citakan. Dengan kesungguhan hati dan kebersamaan para panitia menghubungi donator yang mampu menalangi dana agar bangunan masjid berdiri, melalui kesepakatan dengan PT.Citra Lembayung disepakati bahwa beliau akan membangunkan masjid tersebut sesuai gambar yang telah disepakati, selanjutnya akan dicicil setiap bulan oleh panitia pembangunan. Alhamdulillah masjid berdiri dengan ukuran 15x15m bisa menampung 500 oorang jamaah lebih, itu semua berkat doa, harapan, dan kebersamaan dari warga Citra Persada.

DR Daud Rasyid MA Maulid Nabi di Masjid Jabal Nur


Maulid Nabi besar Muhammad Saw diperingati dan dirayakan di Masjid Jabal Nur dihadiri lima ratus jamaah muslimin dan muslimat perumahan Citra Persada dan masyarakat lingkungan sekitarnya.Maulid Nabi besar Muhammad saw dirayakan tanggal 12 januari 2008, untuk memperingati lahirnya nabi besar Muhammad saw. Dalam ceramahnya Dr Daud Rasyid memaparkan hikamh maulid Nabi besar Muhammad saw, dari kisah beliau dilahirkan oleh ibunda Siti Aminah, dan perjuangan beliau menegakkan agama Islam penuh tantangan dan cobaan terutama dari kaum kafir quraisy.